PROJECT L
Tokoh dan penokohan :
- Sarah : Jutek, kasar, pendiam, antisocial dan ditakuti teman-temannya
- Danny : anak pindahan dari Bandung yang cute, ramah dan popular
- Tommy : pemain cadangan team basket namun popular, ramah
- Michelle : sok berkuasa, keinginannya harus terpenuhi
- Irfan : Pendiam, ramah dan menyukai Danny
- Pak Musa : sopir yang sabar
- Mama : Penyabar, tegar dan penyayang
Adegan 1
Tempat : rumah Sarah
Pagi itu Sarah baru saja bangun dari tidurnya. Tiba-tiba bel pintu rumahnya berbunyi.
Mama : “SARAAAAAAAAAAAH…Buka pintunya!”
Sarah : “Iya Ma.” (membuka pintu) “Cari siapa ya?”
Danny : “Aku Danny, anaknya Mama Dira temannya mama kamu.”
Sarah : “Oh. Silakan masuk. MA, ANAKNYA TANTE DIRA YANG DARI BANDUNG SUDAH DATANG.” (pergi ke kamar)
Mama : (menuju ruang tamu) “Ayo masuk. Silakan duduk, pasti capek ya. Mau minum apa?”
Danny : “Ga usah repot-repot tante.”
Mama : “Wah kamu manis ya. Persis seperti mama kamu. Oya ayo tante antar ke kamar kamu. Kamar kamu bersebelahan lho sama anak tante. Namanya Sarah.”
Mereka menuju kamar Danny. Lalu membereskan barang-barang bawaan Danny. Kemudian setelah Mama keluar, Danny menuju kamar Sarah.
Danny : “Hai! Aku Danny.”
Sarah : “Oh. Hai aku Sarah. Mau ngapain? Pinjem sesuatu?”
Danny : “Tidak ko. Hanya ingin berbincang-bincang saja.”
Sarah : “Oh aku ga punya waktu untuk itu. Kalau gitu silakan keluar.”
Danny : “Baiklah.”
Adegan 2
Tempat : Sekolah
Bel pulang sekolah berbunyi. Sarah segera membereskan barang-barangnya lalu buru-buru ke kelas Danny dan mengajaknya cepat pulang. Tapi yang dicari malah tidak ada di kelas.
Sarah : “Ke mana lagi sih tuh anak. Masih anak baru aja udah keluyuran.”
Sarah mencari ke kantin, perpustakaaan, lab computer, lab IPA, namun hasilnya nihil. Lalu memutuskan untuk pulang duluan. Saat akan melewati lapangan,rupanya Danny sedang menonton latihan basket. Dan dari tadi matanya terus mengekor si nomor punggung 17, Tommy.
Sarah : “Dan, ayo pulang!”
Danny : “Ntar.”
Sarah : “Ayo pulang! Kalau kamu ga mau pulang sekarang, aku tinggal ya.”
Daany : “Iya sebentar lagi deh. Kamu duluan aja ke mobil.”
Sarah : “Kasian Pak Musa nunggunya kelamaan. Ayo cepet pulang!” (agak menyeret Danny)
Danny : “Iya, iya. Tapi aku bisa kok jalan sendiri, lepasin dong.”
Mereka pun pulang.
Adegan 3
Keesokan harinya, Sarah sudah menunggu Danny 1 jam. Tapi orang yang ditunggu tidak muncul juga.
Sarah : “Pak, ayo kita pulang duluan saja. Aku sangat lelah Pak.”
P.Musa : “Tapi Non Danny bagaimana? Ntar dia nyasar lagi,Non.”
Sarah : “Yaudah setelah mengantar saya pulang ntar bapak balik lagi ke sini. Ayo dong Pak cepetan antar saya pulang duluan.”
P.Musa : “Baik Non.”
Adegan 4
Tempat : rumah Sarah
Sesampainya di rumah ia segera tertidur lelap. Hingga terdengar adzan Maghrib ia baru terbangun. Saat ia terbangun, terdengar pintu kamar sebelahnya dibanting dengan keras.
Sarah : “Itu pasti Danny.” (menuju kamar Danny) “Heh! Apa-apaan ini? Kenapa baru pulang jam segini? Seharusnya Pak Musa jam kerjanya sudah selesai 1 jam lalu. Tapi gara-gara kamu Pak Musa jadi lebih lama di sini. Apa sih maumu?”
Danny : “Aku gak bermaksud menyuruh Pak Musa menunggu lama. Tapi tadi aku menonton pertandingan basket. Ternyata perjalanan pulangnya macet. Aku tidak sengaja. Dan aku sudah minta maaf kok sama Pak Musa.”
Sarah : “Kamu pasti bohong kan? Kalau lain kali kayak gini lagi, akan ku adukan pada mamamu agar kamu dihukum!”
Danny : “Terserah!”
Lalu telepon rumah pun bordering. Dengan segera Danny mengangkatnya, ia takut itu dari mamanya dan kalau Sarah yang mengangkat dia akan mengadukannya.
Danny : “SARAAAH..Telepon dari Tommy.”
Sarah : “BILANG SAJA AKU GAK ADA.”
Setelah berbicara di telepon, ia pun menghampiri Sarah.
Danny : “Telepon dari Tommy.”
Sarah : “Udah tau. Terus?”
Danny : “Besok ada rapat OSIS di ruang pojok.”
Sarah : “Ok.”
Danny : “Hm…Sarah..Apa kamu tau sesuatu tentang Tommy?”
Sarah : “Dia hobby main basket dan dia suka warna biru, itu yang kutahu.”
Danny : “Itu juga aku tahu.”
Sarah : “Kenapa? Kamu menyukainya ya? Ok besok datanglah ke ruang pojok. Biar kamu bisa sedikit mengakrabkan diri dengannya.”
Danny : “Benarkah? Yeahuuu.. Iya, baiklah. Terima kasih Sarah.”
Adegan 5
Tempat : Sekolah
Saat berjalan menuju ruang pojok, Danny dihadang oleh Michelle dan dayang-dayangnya.
Danny : “Permisi.”
Michelle : “Heh anak baru! Jangan mentang-mentang kamu manis kamu bisa deketin Tommy ya.”
Danny : “Maaf permisi.”
Michelle : “Sebaiknya kamu mundur aja deh dari sekarang. Dan jangan pernah temuin Tommy lagi.” (mendorong Danny)
Tiba-tiba Tommy datang.
Tommy : “Michelle, kamu apa-apaan sih? Jangan berbuat seenaknya ya.”(membantu Danny)
Michelle : “Tom, kamu kan mantan aku, aku masih sayang sama kamu. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa sama si anak baru ini.”
Tommy : “Berhenti ya urusi urusan aku. Kamu itu bukan siapa-siapa aku. Danny, kamu mau ketemu Sarah kan? Ayo kita pergi dari sini.”
Danny : “Iya.”
Michelle : “Tapi, Tom. Tommy…” (memanggil Tommy yang sudah pergi.)
Adegan 6
Sarah sedang menyampul buku-buku dan menempelkan mereka nomor. Tiba-tiba Danny masuk ke kamanya tanpa mengetuk pintu.
Danny : “Hey, Sar! Kamu lagi ngapain?”
Sarah : “Bukan urusanmu.”
Danny : “Hey, bukunya banyak sekali. Dan kenapa semua buku diberi nomor?” (Sarah tetap diam) “Apa ada yang bisa aku bantu?”
Sarah : “Sebaiknya kamu keluar saja deh kalau gak mau berbicara hal penting.”
Danny : “Aku ke sini sebenarnya mau bilang terima kasih karena kamu sudah membuat Tommy menolongku tadi.”
Sarah : “Oh.”
Danny : “Hei apa ini? Pemesanan rak? Untuk apa? Jangan-jangan untuk buku-buku ini ya? Kan kamarmu sudah ada meja belajar.”
Sarah : “Jangan sembarangan ambil barang milik orang ya. Sini kembalikan kertasnya.”
Danny : “Tapi untuk apa?”
Sarah : “Hm…aku ingin membuka perpustakaan.”
Danny : “Wow keren. Di mana? Tante tau?”
Sarah : “Di gudang rumah ini. Belum, setelah buku ini siap, aku akan memberi tahunya.”
Danny : “Jadi masih rahasia?” (Sarah mengangguk) “Project L. Aku akan menyebutnya Project L. L for Library. Wow. Keren kan?” (Sarah tersenyum) “Sini kubantu.”
Setelah semua buku siap, Sarah hendak memberitahu mamanya.
Sarah : “Mam…”
Mama : “Ya? Ada apa sayang? Sini duduk. Ayo Danny juga duduk sini.”
Danny : “Iya Tante.”
Sarah : “Ma, aku ingin buka perpustakaan di rumah ini. Gudang kita akan menjadi tempatnya.”
Mama : “Oh ya? Apa kamu sudah mempersiapkannya? Buku? Rak? Daftar buku? Kursi-kursinya?”
Sarah : “Sudah Mam. Tapi kursinya aku belum menemukan yang cocok.”
Mama : “Butuh bantuan mama?”
Sarah : “Ntar aja deh Mam. Aku cari-cari lagi dulu.”
Mama : “Baiklah kalau gitu.”
Sarah : “Terimakasih Ma.”
Adegan 7
Tempat : sekolah
Danny menghampiri Tommy dan membantunya membawakan peralatan OSIS.
Tommy : “Terima kasih ya. Mana Sarah? Tumben sendirian.”
Dannny : “Sama-sama. Dia sudah ke mobil duluan.”
Irfan : “Hai Danny. Lho itu kan barang-barangnya Tommy. Ko kamu yang bawa? Biar aku aja sini yang bawa, ntar kamu capek lagi.”
Danny : “Baiklah. Terima kasih. Hm Tom, kamu malam ini mau tidak menemaniku mencari sesuatu?”
Tommy : “Sama Sarah?”
Danny : “Hah? Hm tidak.”
Tommy : “Maaf aku gak bisa.”
Irfan : “Memangnya kamu mau cari apa? Ayo aku temani.”
Danny : “Mencari kursi-kursi kecil untuk Project L.”
Irfan : “Project L?”
Danny : “Ops…eh bukan apa-apa kok.”
Tommy : “Apakah kursi kecil untuk sekolah TK bisa dipakai? Om aku punya sisa kursi untuk bisnisnya. Kalau mau nanti kuantarkan.”
Danny : “Oh bisa kok. Baiklah kutunggu ya.”
Irfan : “Danny, aku boleh kan ikut Tommy mengantarkannya ke rumahmu?”
Danny : “Ok. Terima kasih ya. Aku pulang duluan ya. Bye..”
Irfan : “Bye…”
Adegan 8
Tempat : rumah
Tommy dan Irfan sedang memindahkan kursi terakhir ke gudang.
Irfan : “Huft…cukup lelah juga ya. Danny, terima kasih ya untuk minumannya.”
Danny : “Iya sama-sama.”
Tommy : “Sarah mana?”
Danny : “Sarah? Dia di kamar sedang menata buku untuk dibawa ke sini.”
Irfan : “Apakah kalian ingin membuka perpustakaan?”
Danny : “Ah…aku keceplosan lagi.”
Tommy : “Rahasia makanya disebut Project L, L for Library?”
Tiba-tiba Sarah muncul.
Sarah : “Danny! Kenapa mereka ada di sini dan kenapa bisa tau? Kamu ini ceroboh sekali!”
Danny : “Maafkan aku…aku keceplosan.”
Irfan : “Kamu gak perlu marah gitu juga kan, Sar. Karena dia sudah membantumu mencari kursi yang kamu butuhkan.”
Sarah : “Kamu sebaiknya diam!”
Tommy : (mendekati Sarah) “Sebaiknya kamu duduk dulu biar emosimu mereda. Nah sebenarnya tadi aku hanya menebaknya. Kalau memang benar, kenapa? Apa salah kami tahu? Kalau kami tahu kami juga kan bisa membantumu.”
Sarah : “Hm…terima kasih.”
Danny : “Sarah, besok Project L ini sudah bisa buka kan? Tom, kamu harus datang ya.”
Tommy : “Sarah, apa aku boleh datang?”
Irfan : “Aku juga. Aku juga boleh ya?”
Sarah : “Baiklah.”
Tommy : “Terima kasih. Kalau begitu kami pulang dulu, sudah sore.”
Sarah : “Iya. Sama-sama.”
Danny : “Tommy, hati-hati ya.”
Irfan : “Danny, aku juga mau pulang lho…”
Danny : “Oh, yaudah silakan.”
Irfan : “Eh? Iya, sampai jumpa besok.”
Adegan 9
Tempat : Perpustkaan baru (rumah)
5 menit lagi peresmian perpustakaan pun dibuka.
Sarah : “Mam, Sarah minta izin sama mama untuk meresmikan perpustakaan ini bisa dibuka.”
Mama : “Iya, Mama izinkan. Mama bangga padamu Nak.”
Sarah : “Para hadirin, sekarang perpustakaan ini resmi dibuka.”
Hadirin : “YEAH!”:D
Danny : “Sarah, selamat ya.”
Sarah : “Terima kasih kamu sudah membantu.”
Irfan : “Selamat ya. Danny selamat juga ya.”
Danny : “Iya.”
Tommy : “Sarah, selamat ya. Kamu memang beda dari yang lain, gak menyesal aku menyukaimu.”
Sarah : “Hah?”
Tommy : “Eh ngga, maksudnya ga menyesal aku bisa kenal kamu.”
Danny : “Ehem…”
Irfan : “Kamu kenapa Dan? Sakit ya? Mau minum?”
Danny : “Aku gak apa-apa kok. Hehe.”
S, T, I, D : “Hahaha.”
Sarah : “Ayo masuk. Sambut para tamu yang berkunjung.”
Danny : “Iya.”
Akhirnya Project L pun berjalan sesuai rencana. Kini banyak anak-anak yang kurang mampu gemar membaca. Tak hanya Danny yang membantu Sarah menjaga perpustakaannya. Tommy dan Irfan pun masih suka membantu mereka.
