Jalan-jalan

Berbagai cerita dan apaaaa saja yang ingin dituliskan

Selasa, 31 Maret 2015

Rindu


Teruntuk kamu yang merindu
Waktu sementara yang kita lewati masing-masing
Waktu sementara dengan keterbisuan antara kita
Waktu sementara yang penuh dengan menerka


Saat ini
Saat yang kita lewati masing-masing
Menempuh jalan yang berbeda, menuju tempat yang sama(?)
Yang kita lewati akan jadi cerita di kehidupan nanti
Di kehidupan yang sejak lama menjadi imajinasi


Segala yang di depan adalah ketidakpastian
Tidakkah keyakinan saat ini belum tentu akan menjadi sama dengan apa yang akan terjadi di depan nanti?
Atau kau hanya berpura-pura yakin agar harapanmu bisa benar-benar sama dengan apa yang akan terjadi?
Dengan menyambungkan kata demi kata memohon kepada-Nya
Hanya berusaha menjaga hingga perjumpaan itu datang


Sabtu, 28 Maret 2015

Merawat Luka

Awalnya jumpa, lalu luka. Kita sama sadar, sama merasa, tapi diam-diam sepakat untuk tak menyembuhkannya sebab perih itu begitu kita nikmati. Sebab juga, katanya, pelangi hanya akan hadir setelah gerimis usai.

Konsekuensi dari kesemuanya adalah kini kita hidup berkawan rindu. Dalam bisu. Dalam keterdiaman. Dalam tepukan-tepukan sebelah tangan. Dan seindah-indah rindu, tampaknya tetap saja tak pernah lebih indah dari dua wajah yang bertatapan penuh makna -- ketika dua pasang mata yang menyala dan bertemu sudah cukup membuat sepaket manusia saling mengerti.

Kita, apa adanya, dan bersepakat untuk membiarkan luka ini sembuh dengan sendirinya -- bersama waktu, dalam penantian yang lugu.




Dari novel Tuhan Maha Romantis karya Azhar Nurun Ala.